Supply Chain Evolution : Survival of The Fittest

Perjalanan manajemen rantai pasokan dari masa ke masa berawal dari zaman “desentralisasi purchasing“. Era ini berlangsung pada sekitar tahun 1950-1980-an. Saat itu proses pengadaan barang dilakukan setiap divisi dalam perusahaan. Efeknya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan (procurement cost) menjadi sangat tinggi. Rantai pasokan masih sebatas aktivitas jual-beli antara supplier dan customer (procurement/purchasing) semata (Cousins,  2002). Pada masa itu juga rantai pasokan hanya berkutat pada pengiriman barang supaya sampai ke konsumen di waktu, jumlah, dan tempat yang tepat (Levy, 2010).

Ilmu pengetahuan, teknologi, kondisi lingkungan, globalisasi, adalah beberapa faktor yang menstimulasi perubahan-perubahan dalam supply chain sehingga inovasi menjadi harga mati bagi pelaku bisnis.

Pebisnis yang tidak mampu mengadopsi teknologi dapat dipastikan akan kalah dalam persaingan. Melihat perkembangan rantai pasokan berimigrasi dari build to stock ke build to order, dikarenakan yang diutamakan oleh konsumen adalah semakin personal dan customized, hal ini menuntut pelaku bisnis untuk mencapai 4 hal (Muzumdar, 2001) :

1. Real time visibility (pada seluruh rantai supply)

2. Flexibility (of supply and sourcing options)

3. Responsiveness (terhadap perubahan demand dan lead-time produk)

4. Rapid new-product introductions (berdasarkan trend konsumen dan tuntutan lingkungan)

Teknologi informasi memudahkan pelaku bisnis untuk mencapai keempat hal diatas. Sebagai contoh: real time visibility dapat dicapai melalui proses memonitor demand dan kejadian-kejadian yang tidak terprediksi dan ketika hal itu terjadi mengharuskan pelaku bisnis melakukan kolaborasi diseluruh elemen rantai supply-nya dan ini hanya dapat terwujud melalui penerapan sistem informasi di seluruh elemen rantai pasokan.

phased of evolution in supply chainKe depannya kita tidak akan pernah tahu pasti apa yang akan terjadi, hanya bisa memprediksi dan bersiap untuk menghadapi tuntutan-tuntutan yang akan muncul di masa depan. Maka dari itu kemampuan memprediksi dan membaca (forecast and foresight) masa depan serta kemampuan untuk berinovasi secara cepat adalah sebuah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku bisnis. Mereka yang mampu memprediksi, beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dengan semua elemen lain dalam rantai-rantai pasokan, merekalah yang akan tetap bertahan dan menang (survival of the fittest).

Reference :

1. Muzumdar, M. (2001). The Evolution of Supply Chain. APICS- Performance Advantage, 1-8

2. Cousins, P., Lawson, B.,Squire, B. (2007). Strategic Supply Management. Blackwell Publisher

3. Anggara, Rachmat. A. (2010). Ketika kolaborasi menjadi kunci berinovasi. Prasetiya Mulya Publisher. 116-119

Phased of Evolution ini Supply Chain
50-80’s 80-90’s 90-2000’s 2000-current
cost focus functional integration e-integrated collaboration supply chain ethics
demand focus limited collaboration external and internal integration sustainability supply chain
functional decision business process focus value network focus increase in level of risk
logistics issues increase efficiency and effectiveness deep cost cutting customer value proposition focus
Posted in Knowledge Management, Popular Topic | Leave a comment

Creativity

Creativiy (Kreatifitas) ???

Kreatifitas adalah melakukan suatu pekerjaan yang belum selesai sebelumnya.

Kreatifitas gabungan perencanaan (plan) dan output seperti apa. Kita harus mengetahui output yang akan dihasilkan seperti apa, fungsinya apa, dan keuntungan serta kelemahannya seperti apa.

” if you dont know where you are going, you will not know when you are arrive.” – conventional view

” if i knew what i was doing, it would not be research ” – unorthodox view

Yang menjadi sulit dalam pertanyaan kali ini adalah membangun sebuah culture  para karyawan agar lebih berinovasi dan berkreatifitas.

creativityKreativitas untuk menjadikan satu set aturan dan praktek yang paling awal harus ditularkan dari domain (budaya) ke Individu. Dalam suatu organisasi, budaya diciptakan oleh level paling atas yaitu pimpinan. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan budaya (culture) yang mendukung terjadinya suatu kreatifitas itu tumbuh subur. Lalu diturunkan kepada pada individu (staff)

Individu menghasilkan variasi baru dalam isi domain. Para staff bisa menemukan ide-ide kreatif dari setiap masalah yang ditemukan di lapangan dan merangkumnya menjadi suatu solusi yang diinginkan serta dapat menjadi best practise yang dapat dipublikasikan kepada pihak external.

Variasi kemudian harus dipilih oleh lapangan (masyarakat) untuk dimasukkan dalam domain. Dalam hal ini, masyarakat adalah juri dalam menilai hasil akhir dari setiap kreatifitas. Diterima atau tidaknya suatu kreatifitas ditentukan oleh animo masyarakat. Karenanya, suatu kreatifitas atau inovasi tidak lepas dari kebutuhan masyarakat/ customer dan harus memiliki nilai jual sesuai yang diharapkan.

“If you do not know where you are going, you will not know when you arrive.” – conventional view

“If I knew what I was doing, it would not be research.” – unorthodox view

Posted in Knowledge Management, Personal Knowledge Sharing | Leave a comment

Knowledge Management Strategy (Innovation)

Inovasi ??

Ada beberapa definisi yang dikemukakan beberapa pakar inovasi…akan tetapi yang dapat saya simpulkan disini

Inovasi atau kreatifitas adalah mengubah sebuah ide original menjadi sebuah business opportunity yang pada akhirnya akan menghasilkan uang atau value bagi organisasi.

Bagaimanakah caranya ??

1. Melalui teknologi yang sudah ada dan kita atau organisasi punya, untuk menciptakan inovasi baru.

2. Sistem yang sudah ada lalu di upgrade atau di push menjadi hal yang baru.

contoh  inovasi :

RFID

Berawal dari keluhan pelanggan yang merasa sistem pembayaran yang tidak cepat menjadikan antrian yang sangat panjang. Dengan demikian diciptakanlah sebuah teknologi RFID atau transponderuntuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Alat ini dimanfaatkan untuk membantu melayani pelanggan dengan cepat dan pelanggan langsung mengetahui harga saat berbelanja.

Di lihat dari fungsi Knowledge Management (KM) itu sendir, KM memiliki beberapa fungsi yang ada kaitannya dengan inovasi, yaitu :

1. Knowledge Management membantu perusahaan

2. Knowledge Management untuk mempercepat kemajuan perusahaan

3. Knowledge Management mentriger ide-ide baru menjadi suatu inovasi

Yang menjadi dari tujuan akhir Inovasi adalah :

1. Greater Value (hasil akhirnya harus menghasilkan keuntungan bagi perusahaan)

Walaupun menurut penelitian, dari 10 inovasi hanya 3 yang berhasil….Lalu mengapa dikatakan harus menguntungkan perusahaan??

Ketika tim peneliti membuat suatu inovasi, maka perusahaan mengeluarkan cost atau biaya agar terciptanya sebuah inovasi tersebut. Karenanya, biaya yang dikeluarkan agar tidak menjadi sia-sia, inovasi yang dibuat harus benar-benar akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan

2. Menjadi end-service atau solusi bagi perusahaan

Perbedaan Kategori pada inovasi :

1. Product / service innovation

contoh : perusahaan Toyota yang mengutamakan service & product yang effisien dan efektive bagi para pelanggannya

2. Process / production innovation

3. Teknologi informasi

contoh : perusahaan apple… yang seringnya meluncurkan teknologi-teknologi baru yang atraktif dan inovatif

4. Organizational innovation

5. Business model innovation

con : Fedex yang memiliki moto “over night delivery”

6. Pertanian

di Indonesia banyak inovasi-inovasi yang baru dikeluarkan dalam bidang pertanian. contohnya seperti biogas, padi bibit unggul, semangka kotak, dsb.

Goal yang ingin dicapai dalam perusahaan pada saat membuat project inovasi :

1. Meningkatkan kualitas perusahaan, kualitas barang/ produk. Biasanya inovasi dilakukan dari product, service dan proses yang sudah ada.

2. Membuat pasar baru. Inovasi yang dilakukan dari sesuatu yang belum ada dan belum terjadi.

3. Memperpanjang rentan produk dengan inovasi bisa mempertahankan posisi produk di pasar

4. Mengurangi biaya tenaga kerja

5.  Meningkatkan proses produksi

6. Mengurangi bahan

7. Mengurangi kerusakan lingkungan

8. Penggantian produk dan jasa

9. Mengurangi konsumsi energi

10. Kesesuaian dengan peraturan

Sumber :

1. Catatan Knowledge Management pert 6

Posted in Knowledge Management, Personal Knowledge Sharing | Leave a comment

Knowledge Management Innovation Award

Meminta karyawan untuk inovatif tampaknya cukup mudah. Namun membina lingkungan yang kreatif sehingga menghasilkan ide-ide cemerlang untuk mendapatkan produk baru yang layak, terbukti prosesnya banyak untuk menghadapi tantangan.

jadi apa yang dapat membantu?

Untuk mendorong inovasi , organisasi harus menentukan pekerjaan apa yang ada dalam konteks inovasi. Bagaimanakan perilaku, motivasi, penghargaan, kohesi sosial , kesetiaan, keterlibatan ,komitmen serta sikap dan perasaan juga ikut bermain. Dan bagaimana penghargaan terstruktur serta pengakuan dapat mendorong karyawan mengubah perilaku mereka.

American Productivity & Quality Center (APQC) telah menemukan bahwa untuk memicu inovasi produk dan layanan, organisasi memerlukan pendekatan inovasi seperti penghargaan dan pengakuan. Mengingat bahwa karyawan memerlukan pembuktian yang nyata atas  pencapaiannya , status dan afiliasi, maka organisasi bertugas untuk membangun struktur dan konsistensi sehingga memotivasi karyawan untuk menghasilkan ide – ide kreatif dan efektif

APQC telah menemukan contoh menarik sebuah penghargaan dan pengakuan dari sejarah inovasi perusahaan. Contoh berikut, dari ahli spesialis APQC KM Kimberly Lopez , dapat dijadikan start awal untuk menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi

“membangun lingkungan yang mendorong inovasi membutuhkan campuran kreatifitas dengan proses bisnis untuk memastikan ide ide yang dihasilkan menjadi nilai bagi perusahaan”, dikatakannya lagi ” Mendukung lingkungan yang kreatif memerlukan inovasi untuk diakui,dipelihara dan dihargai”

The Basic

APQC memimpin organisasi yang mendorong inovasi melalui penghargaan dan pengakuan , maka pertama kali akan dibahas prinsip dasar untuk mendorong perilaku menciptakan lingkungan yang kreatif.

  1. Membangun tim design
  2. Secara konsisten mengakui mereka  menyumbangkan ide, pengetahuan dan waktu.
  3. Memberikan pengakuan khusus untuk relawan, agen perubahan, model inovator, dan seluruh   nama yang ikut berkontribusi
  4. menyebarkan kisah sukses terkait penemuan atau metode pendekatan inovasi yang digunakan.
  5. Membuat inovasi penghargaan diri sendiri. Menjadikan diri dianggap ahli oleh rekan rekan dan manajemen.
  6. Penghubung inovasi dengan nilai nilai inti budaya organisasi. Menjelaskan pembenaran dibalik penghargaan dan bagaimana pencapaian tujuan akan mempengaruhi hasil seceara keseluruhan dan individu
  7. Gabungan antara dept SDA, manajemen knowledge , penelitian dan pengembangan dan perwakilan dari unit usaha untuk mengembangkan pedoman dan saran sehingga mendorong inovasi.

“Organisasi biasanya memiliki pengalaman tertentu yang mendorong perilaku produktif ” kata Lopez,  “Banyak pelajaran yang dapat menjadi dasar untuk mendorong invoasi dari karyawan”

Permasalahan  terkait desaign

Sama seperti semua organisasi, penghargaan dan pengakuan, menyeimbangkan motivasi  intrinsik(Motivasi dari dalam) dan ekstrinsik (Motivasi dari luar) adalah sebuah tantangan. Motivasi Intrinsik terkit dengan keinginan internal untuk bertindak, misalnya ketika bertugas merasa mendapatkan penghargaan dan pencapaian atas tujuan bagi  seseorang.  Motivasi ekstrinsik mengacu pada dorongan eksternal untuk bertindak dalam memenuhi tujuan yang pada akhirnya sebuah adalah penghargaan “dalam penelitian terbaru APQC, praktik terbaik organisasi belakangan ini lebih cenderung ke arah upaya eksplisit untuk memotivasi dalam menghasilkan sebuah inovasi”

Beberapa hal yang harus diwaspadai ketika organisasi menetapkan imbalan ekstrinsik :

–          kompensasi yang membingungkan dengan sebuah penghargaan

–          Kerja sama tim menjadi tidak solid akibat pengakuan individu

–          Mengabaikan masalah mendasar dibalik perilaku

–          Efektifitas penghargaan menurun dari waktu ke waktu

Untuk menanamkan motivasi intrinsik(dari dalam),organisasi memiliki beberapa dorongan inovatif berupa pengakuan rekan, melalui pengaturan peristiwa, dan struktur kerja yang sudah dibuat kondusif untuk membudidayakan inovasi yang relevan.

Namun untuk menetapkan struktur sebuah penghargaan dan pengakuan diciptakan lebih dari sekedar mengikuti pedoman dan prinsip -prinsip.  Disebabkan belum mengenali kebutuhan yang berbeda di tiap unit bisnis, maka tantangan sebenarnya terletak dalam memastikan konsistensi di seluruh organisasi. Sebagai contoh pendekatan inovasi sales jelas terpisah dan berbeda dari inovasi manufaktur. Hasilnya, praktik terbaik adalah mengembangkan pendekatan melalui pedoman secara khusus bukan pendekatan yang mengacu secara luas atau umum perusahaan.

Organisasi juga harus benar benar menyempurnakan struktur pengelolaan sistem reward :

Siapa yang memutuskan siapa yang diakui ?

Bagaimana inovasi itu definisikan ?

Tambahan lain, kepada Inovator, haruskah diberikan penghargaan? dalam setiap pertanyaan, ada pro dan kontra. Misalnya, mungkin tampak tepat jika pengawas(supervisor) yang memutuskan siapa yang pantas mendapatkan reward. Setelah ini, mereka akan melihat siapa melakukan usaha itu .

Tetapi mungkin ini akan malah memicu karyawan untuk menyembunyikan masalah dari orang yang dapat membantu mereka (dalam hal ini supervisor) “ketika pengawas memegang kendali memutuskan peraih penghargaan , mengakibatkan kecil kemungkinannya karyawan untuk mendiskusikan kegagalan kepadanya (supervisor)dan malah dapat melumpuhkan inovasi atau kehilangan pelajaran yang penting.” Kata Lopez. “Jangan membangun sistem reward yang akan menimbulkan rasa takut akan kegagalan dalam organisasi.

Organisasi juga harus dapat menentukan seberapa besar penekanan harus ditempatkan dalam mengenali perilaku inovatif bukan hanya sebuah hasil. Boeing Rocketdyne telah menghadapi masalah dari pengakuan dan penghargaan keberhasilan perusahaan. Perusahaan memiliki banyak program reward karyawan, termasuk Leading Edge Award, the Pillar Award, dan the Engineer of the Year award. Selanjutnya, inovator juga bisa dipromosikan. tetapi hasilnya setelah itu individu malah menghindari kerjasama dan pengetahuan yang dimiliki hanya disimpan untuk diri sendiri.

Pada Boeing Rocketdyne, ada kepercayaan yang berkembang bahwa inovasi yang berasal dari rasa intrinsik(dalam diri) dan bahwa ketergantungan motivasi eksternal dapat melumpuhkan kerjasama tim ” Organisasi tidak dapat menciptakan iklim inovasi dan sharing pengetahuan tanpa menemukan keseimbangan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik karayawannya,” kata Lopez “jika motivasi intrinsik menurun, itu akan menimbulkan lebih  banyak penghargaan ekstrinsik untuk menjaga perilaku karyawan. Dan persaingan akan reward tersebut bisa menimbulkan dampak negatif seperti kekompakan kerjasama tim”.

Beberapa organisasi telah menemukan bahwa pengakuan prestasi individu sangat penting bagi mereka. Tertutama ketika sebuah proyek melibatkan  penambahan time frame, pengakuan dan dorongan perilaku inovatif harus datang sebelum penghasilan direalisasikan.Organisasi yang beroperasi dibawah prinsip bahwa keadilan yang ditunda adalah keadian yang ditolak malahan sering  membuat kedekatan antara perilaku dan penghargaan. “contoh terbaik organisasi seperti NASA dan Millennium Pharmaceuticals, proyek, apakah eksplorasi ruang angkasa atau pengambilan obat untuk market, dapat terjadi selama beberapa dekade. Hal itu penting untuk organisasi tersebut memberikan pengakuan kepada para ahli mereka saat pencapaian itu”

Menurut APQC, telah ditemukan banyak  inovasi di organisasi dimana ekstrinsik reward sebenarnya malah menghambat inovasi. “sebagai motivasi ekstrinsik – atau persepsi orang bahwa mereka bertindak karena motivasi ekstrinsik – lebih jauh, motivasi intrinsik menolak itu,”Kata lopez”selain itu berfokus pada penghargaan uang sebagai motivasi ekstrinsik dapat menambahkan komplikasi masalah lebih banyak. Masalah muncul ketika kepentinganmu lebih mengarah kepada uang dari yang sepantasnya anda miliki dan membuat uang lebih penting daripada yang anda butuhkan”.

Pengakuan Rekan

Daripada hadiah uang untuk inovator, 3M lebih memilih pengakuan rekan rekan untuk mendorong inovasi. Seperti Boeing Rocketdyne, 3M ingin menghindari penimbunan ide baru karyawan dan kegagalan dalam bekerjasama. sebaliknya, karyawan 3M sharing ide dalam mendorong pengakuan rekan – rekannya. Pengakuan ini termasuk the Technical Circle of Excellence award dimana inovator, dipilih oleh rekan kerja. Untuk promosi teknis, kemampuan seseorang dalam bekerja dengan orang lain di dalam dan di luar laboratorium ada di dalam kriteria pada penghargaan di level yang lebih tinggi.

Membangun Event

“Mengumpulkan orang orang yang biasanya tidak bertemu adalah cara yang baik untuk membina hubungan yang dapat memicu timbulnya inovasi, ” Kata Presiden APQC Carla O’Dell.

Untuk menginspirasi sebuah inovasi, World Bank memiliki program yang disebut Knowledge fairs sebagai kesempatan untuk belajar” Knowledge fairs menyediakan kesempatan menciptakan hubungan yang membangun modal sosial di segala proyek, disiplin, waktu dan geografi,” kata Lopez

Work Structure

Pada Organisasi yang inovatif, APQC menemukan bahwa waktu harus dibuat untuk inovasi. Jika karyawan merasa mereka perlu mengambil waktu untuk berpura pura menganggap pekerjaan adalah yang lebih penting, mereka tidak akan mau melakukannya. ” Berlawanan dengan  kepercayaan yang populer , masyarakat tidak selalu dapat bekerja dibawah tekanan dan memerlukan waktu untuk relfeksi ” Kata Lopes .”Tambahan manajemen senior, penting bahwa supervisor ikut langsung untuk mendukung struktur kerja.”

Di 3 M, laboratorium karyawan beroperasi  15% dibawah aturan. Perusahaan ini memungkinkan karyawan untuk menghabiskan sisa waktu 15 % untuk menghasilkan ide yang menguntungkan perusahaan. Waktu tersebut tidak di tetapkan, namun hal ini seperti  sudah menjadi budaya , hal ini terlihat sebagai simbol kebebasan dan dorongan untuk menghasilkan dan mengembangkan ide yang baru . Supervisor 3M di perintahkan untuk menghormati konsep tersebut.

Budaya yang inovatif

Sebuah Budaya inovatif pada akhirnya, akan menggunakan pendekatan seperti formal event, pengakuan rekan rekan kerja dan penggabungan inovasi dalam struktur kerja ke pergeseran budaya yang dinamis : inovasi sejalan dengan tujuan keseluruhan organisasi. Penghargaan dan pengakuan, khususnya  menyeimbangkan ekstrinsik dan intrinsik, berpengaruh bagaimana pendekatan karyawan atas tanggung jawab mereka. ” Dengan dorongan dan penjelasan yang jelas mengenai inovasi di dalam kegiatan sehari hari, organisasi dapat mencapai kemakmuran dari sumberdaya terpenting mereka, Karyawan.” Kata lopez

Review dari paper “Rewarding Innovation” oleh Paige Leavitt

APQC (American Productivity & Quality Center)

Posted in Knowledge Management, Popular Topic | Leave a comment

Penerapan Knowledge Management di Organisasi

Pendahuluan

Carl Davidson dan Philip Voss (2003) mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya merupakan cara bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka, identifikasi pengetahuan yang dimiliki karyawan, menyimpan dan membagi di tim, meningkatkan dan terjadi inovasi. Sebenarnya knowledge management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.
Untuk membangun organisasi yang berbasis knowledge, maka memerlukan empat fungsi yaitu : using knowledge, finding knowledge, creating knowledge, dan packaging knowledge yang akan membentuk suatu knowledge untuk menjawab pertanyaan mengenai know-how, know-what, dan know-why, serta menumbuhkan kreatifitas yang ditumbuhkan oleh dirinya sendiri (self-motivated creativity), tacit pribadi (personal tacit), tacit yang membudaya (culture tacit), tacit organisasi (organizational tacit) dan asset peraturan (regulatory assests). Sekarang ini, asset terpenting dari suatu industri adalah knowledge, apalagi suatu lembaga pendidikan dan lembaga penelitian.

Untuk mencapai budaya institusi yang inovatif, maka upaya membangun knowledge sharing (berbagi knowledge) perlu dilakukan. Keuntungan dari orang yang berbagi knowledge adalah mereka mampu merespon kesempatan secara cepat sehingga inovasi dapat diciptakan dan bukan bersifat reinventing the wheel, agar mencapai sukses di dunia bisnis secara cepat dan biaya murah.
Pada kajian ini diharapkan ke empat fungsi tersebut di atas dapat diimplementasikan di organisasi dengan suatu kondisi tertentu dan fasilitas yang memadai untuk membangun organisasi berbasis pengetahuan

Penerapan KM di Organisasi

Membangun organisasi berbasis pengetahuan, termasuk kesiapan dan kualitas SDM (sumber daya manusia) sebagai kunci juga dengan harus membawa penyadaran untuk mengantisipasi kesiapan membangun organisasi berbasis pengetahuan yang menjadi prasyarat keunggulan persaingan abad 21 ini.
Kita tengah bergerak dari suatu masyarakat industrial (industrial society) ke suatu masyarakat knowledge ( knowledge society). Dimana sumber kekayaan bergeser dari modal ke knowledge dan jenis organisasi (organizational type) dari hierarki yang tajam (step hierarchy) menuju ke jejaringan manusia (human networking).

Manfaat

Adanya percobaan membagun organisasi berbasis pengetahuan (KBO) ini, maka sekaligus memberdayakan ke empat fungsi yaitu : using knowledge, finding knowledge, creating knowledge dan packaging knowledge yang akan diimplementasikan di organisasi, serta membangun budaya knowledge sharing di kalangan karyawan diharapkan dapat mendorong untuk berinovasi baik secara kelompok atau individu.

Relevansi Teori

Dalam buku yang ditulis oleh Von Krough, Ichiyo, serta Nonaka (2000), dan Chun Wei Choo (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari pengertian knowledge adalah sebagai berikut:

1. Knowledge merupakan kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true believe);
2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit);
3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut;
4. Penciptaan inovasi yang melibatkan lima langkah utama yaitu:
a. berbagi knowledge terpikirkan (tacit),
b. menciptakan konsep,
c. membenarkan konsep,
d. membangun prototype, dan
e. melakukan penyebaran knowledge tersebut.
Carl Davidson dan Philip Voss (2003) mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya merupakan cara bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka dari pada berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk teknologi informasi. Sebenarnya menurut mereka bahwa “knowledge management” adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang
berbeda mulai saling berbicara. Oleh karena itu, yang sekarang populer untuk digunakan adalah label informasi ekonomi seperti: e-commerce, learning organization, dan sebagainya.

Menurut David J. Skryme (dalam the 3Cs of knowledge sharing), bahwa salah satu tantangan knowledge management adalah menjadikan manusia berbagi knowledge mereka. Untuk menghadapi tantangan tersebut dia menyarankan tiga C yaitu :

1. Culture,

2. Co-opetition (menyatukan kerjasama dengan persaingan) dan

3. Commitment.

Perubahan budaya tidak mudah dan membutuhkan waktu, beberapa kegiatan yang mungkin digunakan untuk merencanakan dan mengenalkan perubahan yaitu: audit budaya, untuk menjawab tantangan dari perilaku “ yang tidak benar” , keterlibatan, menggunakan role mode, team building, reward dan mengubah manusia dengan memindahkan orang-orang dalam knowledge sharing.
Banyak organisasi belum atau tidak mengetahui potensi knowledge (knowledge + pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh karyawannya. Mengapa demikian? Riset Delphi Group menunjukkan bahwa knowledge dalam oganisasi tersimpan dalam struktur :

-42 % dipikiran (otak) karyawan;
-26 % dokumen kertas;
-20 % dokumen elektronik;
-12% knowledge base elektronik.

Tacit knowledge sangat sulit dipindahkan kepada orang lain, karena knowledge tersebut tersimpan pada pikiran masing-masing individu dalam organisasi. Oleh karena itu, knowledge management ada untuk menjawab persoalan ini, yaitu proses mengubah tacit knowledge menjadi knowledge yang mudah dikomunikasikan dan mudah didokumentasikan, yang disebut explicit knowledge . Dokumentasi menjadi sangat penting dalam knowledge management, karena tanpa dokumentasi semuanya akan tetap menjadi tacit knowledge dan knowledge itu menjadi sulit untuk diakses oleh siapapun dan kapanpun dalam organisasi.

Penulis : Bambang Setiarso

Pemimpin Bidang Pengembangan di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI

Reference :

http://www.skyrme.com/updates/u64fl.htm

Carl Davidson and Philip Voss (2003). Knowledge Management: An Introduction to creating • competitive advantage from intellectual capital. New Delhi: Vision Books.

Posted in Case Study Knowledge Management, Knowledge Management | Leave a comment

IWIC ( Indosat Wireless Innovation Contest ) 2010

“IWIC 2010 yang diselenggarakan untuk kali ke 5 sejak tahun 2006 ini merupakan bukti nyata komitmen Indosat untuk memberikan wadah bagi generasi muda dan masyarakat dalam berkreasi dan menciptakan inovasi-inovasi untuk mewujudkan impian mereka di bidang wireless. Hal ini sejalan dengan nilai dan budaya yang selalu kami junjung yaitu budaya berinovasi. Kami berharap karya-karya inovatif yang nanti dihasilkan, benar-benar menjadikan Indonesia mampu hadir dalam kancah dunia wireless dunia dan nantinya dapat memimpin pasar wireless global,” demikian disampaikan Fadzri Sentosa, Director & Chief Wholesale and Infrastructure Indosat saat peluncuran IWIC.

Ingin mengulang kesuksesan acaranya di tahun 2009, PT Indosat Tbk (Indosat) kembali menyelenggakan Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2010, sebuah kompetisi INOVASI di bidang wireless. Bertempat di Kampus Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Senin (31/05/2010), Indosat menggelar acara bertajuk “Seminar Nasional – Breaking Through Your Vision of Mobile Technology”, IWIC 2010 menghadirkan kategori baru yaitu Pengembangan Aplikasi pada Mobile Wireless yang dapat diaplikasikan untuk aktivitas bisnis dan komersial serta  aplikasi untuk Games dan Entertainment yang ditujukan bagi masyarakat umum. Kategori lainnya yaitu penulisan Karya Tulis mengenai perkembangan teknologi wireless yang dapat diikuti oleh siswa SMP/SMA, Mahasiswa dan Jurnalis/media, dengan total hadiah ratusan juta rupiah.

Acara seminar ini dihadiri lebih kurang 200 orang mahasiswa/i UGM

Sebanyak 150 orang mahasiswa dan mahasiswi jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma dari berbagai jurusan, dengan harapan lebih banyak lagi ide ide kreatif dan memberikan wacana baru dalam mengembangkan dan mensosialisasikan Android dalam technology mobile, mengunjungi kantor Indosat dalam rangka kunjungan belajar (studi visit). Kesempatan ini pun dimanfaatkan untuk memberikan informasi mengenai Indosat Wireless Innovation Contest 2010 (IWIC 2010).

Acara ini selain diisi untuk mensosialisasikan Indosat Wireless Innovation Contest 2010, juga menghadirkan beberapa orang pakar di bidang technologi Android yang sedang marak di Indonesia, seperti Bramastyo Ide Nugroho ( penulis buku “Let’s Android the World”),  AdiAndroid (penulis blog dan founder komunitas Indo-android.com) serta Djarot Handoko dari Indosat.

Turut hadir pula tim dari Sony Ericsson yang memberikan informasi seputar HP Android yang mereka keluarkan dan IndosatM2 dengan i-store nya. Diharapkan dari acara ini nanti muncul kembali pemuda/I Indonesia yang memiliki jiwa technopreneur yang baik.

Semua kategori tersebut dihadirkan untuk memberi wadah bagi generasi muda dan masyarakat dalam mewujudkan mimpi mereka melalui kreasi dan inovasi di bidang wireless. Mewujudkan mimpi yang tidak hanya menggairahkan dunia industri, namun juga mensejahterakan masyarakat. Mewujudkan mimpi generasi muda untuk menjadi inovator bidang wireless yang berguna bagi masa depan mereka dan diperhitungkan dalam dunia wireless secara global. IWIC mencoba menjadi jembatan dan membantu mereka mewujudkan semua mimpi mereka.

Peluncuran IWIC 2010 sendiri diselenggarakan di Gedung Kantor Pusat Indosat dengan dihadiri oleh  Direktur Jendral  Pos dan Telekomunikasi  Muhammad Budi Setiawan, dan Director & Chief Wholesale and Infrastructure Officer Indosat, Fadzri Sentosa.

Kategori yang terdapat dalam IWIC 2010 ini terdiri atas 2 kategori, yaitu

1. Pengembangan Aplikasi Wireless

Untuk kategori Pengembangan Aplikasi Wireless sendiri terdiri atas 2 sub kategori, yaitu Bisnis dan Komersial (mobile advertising, mobile tracking & navigation, mobile payment, mobile learning, ataupun traveler / roaming, dll) serta Games & Entertainment (pengembangan terkait games atraktif, interaktif, social netowking, instant messaging, video messaging dsb). Disini peserta dapat membuat berbagai program aplikasi yang dapat diimplementasikan untuk BlackBerry, handset berbasis Android, layanan broadband (perangkat PC, notebook, netbook, MID, dll) serta untuk perangkat wireless lainnya. Kategori pengembangan aplikasi ini terbuka untuk masyarakat umum. Untuk kategori Aplikasi Wireless, syarat untuk mengikuti IWIC 2010 adalah karya yang dihasilkan dapat dijalankan atau diaplikasikan di berbagai platform (BlackBerry, Android, Broadband, dsb), karya harus original, unik, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain sebelumnya, serta karya yang terpilih menjadi pemenang, akan direview oleh Indosat, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai fitur yang akan dikomersialkan Indosat dan akan dilakukan negosiasi terpisah.

2. Penulisan Karya Tulis.

Dalam kategori ini, peserta membuat karya tulis dengan topik utama yaitu teknologi komunikasi wireless, yang dapat dilihat dari berbagai sudut, antara lain dari segi regulasi, aplikasi / implementasi, industri telekomunikasi secara umum, manfaatnya bagi masyarakat, kandungan lokal perangkat (local content), perkembangan teknologi di masa depan, trend teknologi saat ini dan masih banyak lagi lainnya. Kategori kedua ini ditujukan bagi pelajar SMP/ SMA, Mahasiswa serta wartawan / jurnalis umum.

Peserta yang berminat mengikuti kompetisi ini dapat mengirimkan langsung karyanya via email ke iwic2010@indosat.com, publicrelations@indosat.com ataupun melalui website Indosat di  www.i-wirelessinnovation.com yang akan di re-route ke www.iwic.kongkoow.com, dimana web site ini dikelola bersama dengan IM2 (Indosat Mega Media) . Peserta cukup melampirkan hasil scan data diri (nama, alamat, No. HP produk Indosat/Telpon, tingkat pendidikan, nama perguruan tinggi/universitas), foto copy identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Kartu Pengenal lainnya) serta karya tulis/konsep yang akan dilombakan (prototype dibuat setelah peserta terpilih menjadi finalis).

Indosat telah mempersiapkan berbagai apresiasi bagi karya-karya inovatif yang menjadi pemenang, yaitu hadiah total ratusan juta rupiah handset BlackBerry, Android serta netbook dan juga kesempatan untuk saling berbagi pengalaman dengan generasi-generasi muda yang kreatif dengan berbagai inovasi-inovasi terbarunya.

Untuk memberikan wadah berkomunikasi sekaligus menjadi pusat informasi tentang berbagai hal terkait program IWIC, peserta dapat mengunjungi portal IWIC dengan alamat: www.i-wirelessinnovation.com, FaceBook Group di Indosat Wireless Innovation Contest – Internet & Technology Mobile serta www.indosat.com/iwic.

Reference :

http://brightcamp.net/kompetisi-indosat-wireless-innovation-contest-iwic-2010/

http://iwic.kongkoow.com

www.indosat.com/iwic

http://iwic.kongkoow.com/index.php/2010/06/22/sosialisasi-iwic-2010-di-ugm/

Posted in Knowledge Management, Popular Topic | Leave a comment

Supporting Research and Development Processes Using Knowledge Management Methods

Abstract

Beberapa perusahaan memiliki cara masing-masing untuk konsentrasi pada core business mereka dalam menghadapi kompetitor dan tekanan yang datang dari pasar, serta kompleksitas dari proses, produk dan lingkungan sekitar. Untuk menangani masalah ini, perusahaan-perusahaan membentuk sebuah kelompok kerja atau divisi khusus yang mengatasnamakan dirinya kelompok research and development (Research and development) dan membuat peraturan yang jelas bagi para karyawannya. Pandangan holistik dan rencana jangka panjang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ambisius seperti pengolahan ilmu pengetahuan yang beragam dan menyebar di dalam lingkungan perusahaan. Berbagai metode dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan informasi bagi karyawan, salah satunya dengan metode Knowledge Management, yang mengikutsertakan teknologi informasi di dalam pengolahan pengetahuan. Agar knowledge management ini tercipta, dibutuhkannya karyawan-karyawan kualitas tinggi sebagai sumber pengetahuan dan komunikasi yang lancar dalam lingkungan kerja untuk mempercepat penyebaran informasi tersebut.

Keyword : Pembelajaran dan pelatihan, knowledge management, komunitas

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis saat ini, teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan (knowledge management) sebagai supporting research and development yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan. Knowledge management pada mulanya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki proses kerja, dan seiring dengan kecepatan perolehan informasi. Hal ini berlaku untuk semua jenis industri dan sektor pasar, baik itu manufaktur, ritel, kesehatan, kedirgantaraan, pendidikan, energi, dan  financial.

Pengembangan suatu organisasi tidak lepas dari dukungan proses research and development yang dilakukan suatu organisasi. Berbicara tentang research and development, maka pembahasan ini akan sangat erat kaitannya dengan pembelajaran dan pelatihan  (learning and training) yang memiliki tujuan untuk pengembangan karyawan. Mengapa demikian? Karena karyawan merupakan pelaksana dari proses bisnis yang ada. Pengembangan terhadap potensi karyawan penting dilakukan agar setiap individu siap menerima setiap perubahan atau inovasi-inovasi baru dalam proses bisnis. Disetiap aspek penting yang terkandung dalam knowledge management akan ada banyak ditemukan learning and training. Ini membuktikan bahwa research and development merupakan bagian penting dari kesuksesan implementasi knowledge management pada suatu organisasi.

Pada kenyataannya masih banyak potensi sumber daya pengetahuan yang menjadi aset-aset intangible perusahaan yang belum dapat dioptimalkan dan diexplorasi dengan baik. Budaya saling berbagi pengetahuan dalam lingkungan internal belum terbentuk, sehingga kompetensi masing-masing individu cenderung tidak berkembang dan statis. Dengan tuntutan dinamis dari tempat kerja, seorang individu yang terampil dalam teknik management project dalam hal memiliki kemampuan unggul untuk mengatur dan mengadakan pendekatan sistematis pada karya-karyanya. Nilai ini penting juga memberikan keuntungan kompetitif yang nyata bagi individu dalam hal pengembangan karir dan meningkatkan potensi diri dalam mengelola area kerja lain.

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Pada jurnal ini, saya akan coba membahas knowledge management dilihat dari kaca mata inovasi-inovasi yang dapat tercipta dari hasil penelitian dan pengembangan terhadap ilmu pengetahuan. Adapun masalah-masalah yang akan diangkat dalam jurnal adalah :

1.    Pemanfaatan knowledge management dalam mendukung Research and development

2.    Fungsi Research and development sebagai bagian pendukung yang penting dalam core bisnis didalam perusahaan.

3.    Bagaimana informasi dan komunikasi antara Research and development dengan bagian lain dapat efektif dan efisien

3.  RESEARCH AND DEVELOPMENT

Penelitian dan pengembangan (research and development) adalah sebuah studi tentang ide-ide, metode, produk atau jasa yang disesuaikan dengan tujuan meningkatkan apa yang ditawarkan oleh organisasi. Research and development sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk tetap bertahan dan bersaing dalam perubahan industri. Para investor akan melihat sebuah perusahaan yang sehat dengan menilai research and development dalam mengevaluasi kinerja masa depan terutama ketika mengevaluasi sebuah investasi jangka panjang.

Ada 5 tahap dalam sebuah proses research and development (Spuches & Coufal, 2000) :

1. Define

Mendefinisikan masalah-masalah yang timbul saat proses operasional dan perlu dibahas sejelas mungkin. Apa saja faktor penyebab dan dampak yang timbul akibat faktor tersebut. Mendefinisikan juga segala kemungkinan yang berhubungan dengan masalah tersebut untuk mencari solusi yang tepat.

2. Analyze

Menganalisis kebutuhan untuk menghasilkan cara-cara alternatif dan memilih alternatif tersebut setelah ditemukan beberapa masalah yang timbul saat tahap define dilakukan. Membedakan antara ide-ide baru yang memiliki potensi, dan ide-ide baru yang tidak layak. Menganalisa kebutuhan pasar, customer serta mencari cara untuk meningkatkan produktifitas perusahaan

3. Design / Develop

Desain / Mengembangkan campuran solusi yang paling layak dan optimal.

4. Trial

Melakukan implementasi inovasi dan uji lapangan, menerapkan dan menyebarluaskan informasi mengenai hasil dari penelitian. Trial dilakukan untuk menguji apakah produk, jasa atau service ini dapat diterima oleh pihak internal dan eksternal.

5. Evaluate / Revise

Mengevaluasi dan merevisi produk berdasarkan informasi dan hasil.

RnD

Gambar 3.1 :

Cycle Research and Development Process

Dari gambar diatas menunjukkan adanya aktifitas continue atau berkelanjutan yang terus-menerus melakukan improvement yang berkelanjutan dengan cara menghasilkan inovasi-inovasi baru sebagai solusi dari setiap masalah serta memperpanjang umur suatu produk untuk bertahan di pasar.

3.1.    Define

Sebelum melakukan penelitian, diperlukan proses pengidentifikasian masalah dengan jelas dan tepat. Mengapa?

Penelitian yang dilakukan suatu perusahaan sudah tentu memiliki goal atau tujuan yang ingin dicapai. Goal ini lah yang menjadi ujung dari beberapa pendefinisian masalah. Hal-hal apa saja yang menjadi alasan kuat melakukan penelitian, hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan pelanggan (customer needs), kelemahan sistem/produk/jasa yang sudah ada yang menjadi penghambat terciptanya efisiensi dan efektifitas proses bisnis perusahaan.

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap Define :

1.    Mendefinisikan aktifitas penelitian

2.    Mendefinisikan prioritas aktifitas dalam penelitian

3.    Mendefinisikan kebutuhan customer

4.    Mendefinisikan jangka waktu pelaksanaan penelitian

5.    Mendefinisikan tanggung jawab hasil penelitian

3.2.    Analyze

Pada beberapa karyanya, Cooper dan Edgett (2008) menuliskan ada 8 aktivitas vital yang dilakukan sebelum proses design/development, yaitu:

  1. Market assessment
  2. Technical assessment
  3. Source of supply assessment : suppliers and partners or alliances.
  4. Market research : market size and segmentation analysis, VoC (Voice of Customer) research.
  5. Product concept testing
  6. Value-to-the customer assessment
  7. Product definition
  8. Business and financial analysis.

3.3.    Design / Develop

Setelah mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan, menganalisis faktor-faktor penting yang berpengaruh, lalu pada tahap ini, tim melakukan desain inovasi baru yang diharapkan dari  penelitian tersebut. Tim menyusun solusi-solusi terbaik dan membentuk sebuah produk, jasa, atau service baru yang telah dirancang dan dikembangkan sehingga menjadi sebuah inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan

Pada tahap design / development suatu product, terdapat pertanyaan-pertanyaan penting yang menjadi bahan pertimbangan

3.4.    Trial / Testing

Pengujian atau biasa disebut trial dilakukan yaitu dengan cara meminta contoh calon pelanggan memberikan apa pendapat mereka tentang inovasi yang telah diimplementasikan. Proses testing (Moore and William, 1982) menggunakan metode kuantitative dan metode kualitative untuk mengevaluasi respon dari pelanggan sebagai langkah awal untuk suatu produk sebelum diperkenalkan ke pasar. Tahap ini juga digunakan untuk menghasilkan sebuah interaksi dan komunikasi dengan pelanggan dan mengubah pendapat pelanggan tentang produk yang sudah ada.

Bagian kuantitatif dari prosedur pengujian umumnya telah ditempatkan dalam tiga kategori :

1.    Evaluasi, dimana konsep yang mewakili ide-ide produk disajikan untuk konsumen dalam bentuk lisan atau visual dan kemudian dievaluasi oleh konsumen dengan menunjukkan derajat niat pembelian, dll.

2.    Penentuan posisi, yang merupakan konsep evaluasi dimana konsep diposisikan dalam kelas produk yang sama fungsional dievaluasi bersama-sama, dan

3.    Produk / tes, di mana konsumen pertama mengevaluasi sebuah konsep inovasi, maka produk yang sesuai, dan hasilnya dibandingkan.

Bagian kualitatif ditunjukkan melalui iklan produk. Periklanan umumnya menciptakan konsep dan komunikasi ini untuk melakukan proses evaluasi dari konsumen, berdasarkan survei konsumen dan riset pasar lainnya, atau atas dasar pengalaman perusahaan itu sendiri dalam menumbuhkan kepercayaan konsumen pada produk yang mereka ciptakan.

3.5.    Evaluate / Revise

Tahap evaluasi dalam proses research and development, komponen komunikasi akan fokus dalam proses implementasi, monitoring dan evaluasi terhadap strategi komunikasi dan mendokumentasikan pembangunan partisipatif atau proses penelitian. Tahap evaluasi berhubungan erat dengan proses monitoring produksi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam tahap ini, seperti brainstorming stakeholder, visualisasi dan observasi untuk mendapatkan data seputar keluhan dari user mengenai bisnis proses yang sudah berjalan dan harapan dari user untuk perbaikan bisnis proses pada masa yang akan datang.

Ada dua alasan utama untuk melakukan evaluasi:

1.    Untuk mengetahui apakah penelitian berada di jalur yang benar atau apakah kita perlu menyesuaikan program perusahaan selama pelaksanaan kegiatan.

2.    Untuk mengetahui apakah kita telah mencapai tujuan awal penelitian, dan jika hasilnya telah berdampak pada masalah yang diidentifikasi pada awal penelitian.

Namun, pertimbangan yang paling penting di sini adalah bagaimana cara peneliti dan praktisi melakukan proses evaluasi bersama dengan customer perusahaan sehingga proses evaluasi menjadi pengalaman belajar bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. Karena dalam hal ini customer adalah auditor terbaik dalam menilai baik buruknya suatu proses bisnis perusahaan. Dalam hal ini juga dilakukan proses monitoring terhadap hasil dari penelitian. Bisa dilakukan dengan cara quesioner, survey, atau dengan interview beberapa customer untuk mendapatkan feedback terhadap produk yang diluncurkan.

4. KNOWLEDGE

Pengetahuan (knowledge) adalah aset yang sebenarnya dari sebuah organisasi yang berorientasi pada pemasaran, dan berintegrasi di seluruh departemen, serta menekankan pada peraturan (Carneiro, 2001).

David Gurteen (1998) dalam jurnalnya mencoba mendeskripsikan knowledge seperti sebuah kue. Beliau mengatakan bahwa knowledge adalah berbicara tentang know-how and know-why. Sebuah metafora non bisnis yang sederhana dari membuat sebuah kue. Daftar bahan yang tertulis disebuah resep merupakan informasi dan juru masak yang berpengalaman memiliki tacit knowledg. Resep merupakan sebuah pengetahuan eksplisit (tertulis). Seorang juru masak dengan pengalaman dan keahliannya-tacit knowledge, bahkan tidak akan bisa membuat kue yang sangat baik tanpa resep kue tersebut. Dengan kata lain, seseorang walaupun dengan pengetahuan yang relevan, pengalaman, dan keahlian – pengetahuan di kepala mereka – yang tidak mudah diturunkan – tacit – tetap membutuhkan eksplisit knowledge untuk menghasilkan best practise.

Nonaka&Takeuchi (1995), mengatakan bahwa “ Perusahaan yang sukses adalah yang konsisten menciptakan pengetahuan baru, membaginya keseluruh organisasi, dan semua orang tahu akan teknologi baru dan hasilnya”.

Menurut Davenport dan Prusak (1998) :

“Knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework forevaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the mindsof knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but alsoin organizational routines, processes, practices and norms).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah sebuah kumpulan dari pengalaman, nilai, kontekstual informasi, pendapat para pakar yang menciptakan pengetahuan baru dan membaginya keseluruh bagian departemen dan semua orang tahu akan inovasi baru yang tercipta dan hasilnya.

Pengetahuan (knowledge) dapat digunakan kembali dan diperbaharui untuk meningkatkan kinerja project dan kegiatan dimasa yang akan datang. Kebanyakan data dan informasi untuk sebuah pembuatan project disimpan kedalam sebuah dokumentasi tertulis, seperti kontrak, spesifikasi, catatan, dan laporan kerja lapangan. Disisi dalam rangka mengembangkan menejemen informasi dan memungkinkan suatu pengetahuan yang dapat dikaji kembali, sangat penting untuk mengkonversikan dokumen-dokumen tersebut menjadi knowledge versi elektronik yang dapat di share dan diterapkan kedalam project-project berikutnya dimasa depan. Informasi dan pengetahuan dalam sebuah project dapat diidentifikasi sebagai komponen project dalam project management dan dapat disajikan kembali kedalam sebuah web-based system yang menyediakan platform untuk pertukaran dan penyimpanan informasi dan pengetahuan.

4.1 KNOWLEDGE MANAGEMENT

Knowledge management mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi untuk mengidentifikasi, menangkap, mengambil, berbagi, dan mengevaluasi suatu informasi aset perusahaan (Wilda B. Newman, 2010).

Knowledge management didalamnya mengajarkan ilmu bidang administrasi bisnis, sistem informasi, management, dan ilmu tentang informasi dan pustakaan (Alavi & Leidner 1999).

Menurut Kagan & McCreedy (2000) serta Thompson & Walsham (2004) KM dapat membantu individu dan kelompok untuk :

  1. Berbagi wawasan organisasi
  2. Mengurangi kerja berlebihan
  3. Menghindari menciptakan knowledge kembali
  4. Mengurangi waktu pelatihan untuk karyawan baru
  5. Mempertahankan modal intelektual ketika terjadi pergantian karyawan dalam sebuah organisasi, dan
  6. Beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan pasar

Dengan demikian dapat disimpulkan knowledge management  adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi yang memiliki tujuan untuk mempertahankan modal intelektual dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan pasar.

Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.

Literatur mengenai knowledge management biasanya memfokuskan pada IT, dimana pengetahuan harus dikodifikasikan, disistematisasi dan dilakukan standarisasi (Davidson& Philip Voss, 2002). Dengan kata lain, IT sebagai sarana utama proses implementasi knowledge management.

Mark W. McElroy (2000) memperkenalkan tiga fundamental knowledge processes, yaitu:

1. Knowledge production

2. Knowledge validation

3. Knowledge integration.

5.  RESEARCH AND DEVELOPMENT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE MANAGEMENT

Research and development proses dapat menjadi tolak ukur dari project management suatu perusahaan. Dukungan knowledge management terhadap proses R & D mampu menghasilkan suatu kolaborasi yang baik untuk mencapai satu tujuan yaitu improving project management. Inovasi-inovasi yang telah tercipta dari proses research and development mengandung banyak ilmu pengetahuan. Dan ada beberapa karakteristik dari knowledge, yaitu:

1.    Pengetahuan adalah sesuatu yang tidak berwujud sehingga sulit diukur

2.    Pengetahuan adalah volatile, itu berarti dapat “menghilang” dalam semalam

3.    Pengetahuan sebagian berwujud pengalaman manusia

4.    Pengetahuan tidak “dikonsumsi” dalam sebuah proses, terkadang meningkat ketika digunakan.

5.    Pengetahuan berdampak besar pada organisasi

6.    Pengetahuan tidak bisa dibeli di pasar, sering kali didapat seiring dengan lamanya kepemimpinan

7.    Pengetahuan tidak memiliki saingan, dan bisa digunakan di berbagai proses pada saat yang bersamaan

Karena alasan diatas, pengetahuan harus dijaga dan dipertahankan keberadaannya di dalam perusahaan. Beberapa metode yang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar diantaranya sebagai berikut :

5.1 Knowledge building programs

Dasar dari program peningkatan knowledge yaitu meningkatkan kemampuan organisasi untuk bertindak cerdas dengan meningkatkan tingkat pengetahuan umum di semua personil yang relevan. Memberikan insentif dan kemungkinan untuk berbagi pengetahuan.

Lessons learned” programs yaitu meningkatkan pengetahuan kinerja para pekerja dengan memanfaatkan basis pengetahuan yang berisi intisari dari pengalaman positif dan negatif. Mengubah pengetahuan personal individu (tacit) menjadi pengetahuan perusahaan. Lalu dokumentasikan segera setelah semua pelajaran berharga dalam format yang ditetapkan oleh orang yang terlibat didalamnya, jika perlu didukung oleh sumber daya lain.

Knowledge creation programs yaitu memperkenalkan dan mensupport inovasi disemua level (tidak hanya pada level departemen R&D ). Memberdayakan, mendorong dan memberikan reward bagi ide-ide baru yang tercipta. Tetap menyimpan ide-ide baru yang mungkin belum bisa digunakan pada saat sekarang karena mungkin akan berguna di masa yang akan datang.

5.2 Strategic action programs

Membangun sebuah strategic planning programs yaitu dengan memaksimalkan suatu nilai-nilai dari organisasi dimasa yang akan datang dengan cara membangun dan mengembangkan kekuatan dari pengetahuan (knowledge strengths), dan memperkecil ketergantungan terhadap pengetahuan yang tidak memiliki dasar ilmu yang kuat. Gunakan metode SWOT untuk mengukur tingkat kekuatan, kelemahan, opportunity dan ancaman bagi perusahaan.

Menjalin kerja sama dengan beberapa industri sejenis dan membentuk perencanaan strategi untuk memperkuat pertahanan dan menambal beberapa kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sebagai contoh, kerja sama yang terjalin antara perusahaan HP dan Compac. HP lemah dalam pengetahuan tentang notebook, sedangkan Compac kuat dalam pengetahuan tentang itu. Keduanya bekerja sama dan menciptakan sebuah produk baru berupa notebook yang memiliki kelebihan knowledge yang dimiliki perusahaan HP dan Compact. Gunakan SWOT organisasi kita dan SWOT dari potensial partner kita.

Perencanaan R&D dengan cara memaksimalkan business value dan R&D (atau dimulai dari R&D) dengan menganalisa eksistensi dan nilai-nilai potensial dari knowledge yang terlupakan dalam proses operasional dan produk.

5.4 Project management programs

Kontraktor untuk layanan eksternal sebagai pelengkap keahlian didalam perusahaan, hanya dengan keahlian eksternal diperlukan untuk meminimalkan biaya, memaksimalkan penggunaan sumber daya internal dan memaksimalkan transfer pengetahuan kepada karyawan.

Penerapan standar dokumen adalah:

•   Komentar dokumen: bagi kelompok umpan balik, untuk mendapatkan umpan balik dalam terstruktur dan bentuk serupa.

•   Status dokumen: dirancang untuk gambaran yang sedang berlangsung tentang status proyek dan hasil yang relevan. Dokumen ini juga digunakan untuk kelompok informasi proyek.Rencana proyek harus mengandung titik waktu ketika dokumen tersebut harus
dibuat.

  • Agenda dan protokol template untuk kelompok teknis: untuk konsistensi dari dokumentasi.
  • Transfer protokol template: untuk dokumentasi saat melakukan transfer proyek-hasil
    di antara karyawan yang terlibat.

6.  KESIMPULAN

1.    Sumber daya manusia sebagai penentu berkembangnya budaya research and development sehingga implementasi knowledge management dapat dilakukan dengan cepat seiring dengan kebutuhan informasi dan pengetahuan.

2.    Inovasi-inovasi yang telah tercipta dari proses research and development mengandung banyak ilmu pengetahuan (knowledge), dan pengetahuan adalah volatile, itu berarti dapat “menghilang” dalam semalam, berwujud pengalaman manusia, tidak bisa dibeli di pasar. Karena itu, pengetahuan harus dijaga dan dipertahankan keberadaannya di dalam perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Alavi, Maryam; Dorothy E. (1999). “Knowledge management systems: issues, challenges, and benefits“. Communications of the AIS

Carneiro, A. (2001). “The role of intelligent resources in knowledge management”. Journal of Knowledge Management, Vol 5, No.4, pp 358-367

Cooper R.G., Edgett, S.J.(2008), “Maximizing productivity in product innovation, in: Research Technology Management”, BookSurge Publishing

Davenport, Thomas H & Prusak, L (1998) .Working Knowledge : How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press

Davidson, Philip Voss. (2002). “Knowledge Management: An Introduction to Creating Competitive Advantage from Intellectual Capital”. Tandem Press, Auckland: New Zealand

Gurteen, David. (1998). “Knowledge, Creativity and Innovation”. Journal of Knowledge Management. Vol.2, No.1

Mc, Adam, Rodney ; McCreedy, Sandra. (2000). “A Critique of Knowledge Management : Using A Social Constructionist Model”. New Technology, Work and Employment 15(2)

McElroy, Mark W.(2000).”Integrating complexity theory, knowledge management and organizational learning”. Journal of Knowledge Management, Vol.4, No.3, pp. 195-203

Moore, William L. (1982). ”Concept Testing”. Journal of Business Research. Vol. 10, pp 279-294

Newman, Wildan B. (2010).”Knowledge management research and end user work environments 2010″. Library Theory and Research : Workshop

Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka (1995). “The Knowledge- Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation “. Oxford: Oxford University Press

Spuches, C.M. & Coufal, J. E. (2000). “Focusing on process to improve learning: A case study of instructional research and development.Journal of Innovative Higher Education”, Vol. 24, No. 3

Thompson, Mark P. A.; Walsham, Geoff .(2004). “Placing Knowledge Management in Context”. Journal of Management Studies. Vol. 41 (5), pp.725–747.

Posted in Individual Assignment, Knowledge Management | Leave a comment

Driving Innovation and Knowledge Management

(Case Study National Society for Prevention of Cruelty to Children)

1.    Latar belakang dan sejarah singkat perusahaan 

National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) adalah suatu badan amal Inggris terkemuka dengan kekuatan hukum yang memungkinkan untuk mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak pada risiko penyalahgunaan. NSPCC didirikan pada 8 Juli 1884, yang beroperasi di seluruh Inggris, Wales, Irlandia Utara dan Kepulauan Channel. NSPCC mempekerjakan 2000 orang dan memiliki 180 tim untuk membantu melindungi anak-anak diseluruh Inggris , Wales, Irlandia Utara dan Kepulauan Channel. Dewan Pengawas saat ini memiliki 16 anggota yang memiliki manajemen tunggal dan seluruh usaha NSPCC. Anggota Dewan berasal dari berbagai lapisan dan membawa berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk peran mereka. Dewan pengawas melakukan pertemuan sebanyak 9 kali dalam setahun dan sebagian besar dari mereka juga duduk di komite untuk meninjau bidang utama kegiatan dan kebijakan seperti keuangan, audit, dan bidang resiko dan pengembangan kegiatan baru

Visi dari NSPCC :

“To end cruelty to children in the UK is a highly ambitious one”

Misi dari NSPCC :

  1. Membuat dan memberikan pelayanan yang paling efektif untuk melindungi anak-anak
  2. Memberikan nasihat dan dukungan untuk orang dewasa dan profesional khawatir tentang anak
  3. Bekerja dengan organisasi-organisasi untuk memastikan mereka secara efektif melindungi dan yang tidak melindungi anak-anak

Layanan NSPCC memprioritaskan pada 7 issue penting :

  1. Anak-anak yang ditelantarkan
  2. Kekerasan fisik yang beresiko tinggi akibat keluarga (keluarga dengan orang dewasa yang melakukan kekerasan, alkohol dan penyalahgunaan obat dan masalah kesehatan mental
  3. Mereka yang mengalami pelecehan seksual
  4. Anak di bawah usia
  5. Anak cacat
  6. Anak-anak dari masyarakat etnis hitam dan minoritas tertentu
  7. Anak adopsi

Nilai dari NSPCC :

  1. Berfokus pada area di mana bisa membuat perbedaan terbesar (focus for make the biggest difference)
  2. Memprioritaskan anak-anak yang paling berisiko (prioritise the children who are most at risk)
  3. Belajar apa yang terbaik untuk mereka (study what children need )
  4. Membuat pengaruh untuk perubahan (Innovation).

2.    Implementasi Inovasi dari Knowledge Management di perusahaan 

NSPCC membuat sebuah website “online counselling service” menggunakan CMS dimana berita yang ada di dalam website tersebut bisa diupdate dengan cepat dan mudah, sehingga bisa meningkatkan content dan Knowledge Management didalam organisasi. Selain itu memungkinkan untuk memberikan beberapa jenis konten untuk khalayak tertentu dengan cepat dan dapat mengefektifkan biaya yang dikeluarkan perusahaan.

NSPCC menggunakan organisasi pihak ketiga (= mc) untuk mengembangkan beberapa gagasan inovasinya. =MC merupakan organisasi non-profit dan = mc bangga telah terlibat dalam membantu mengembangkan beberapa ide yang digunakan dalam kampanye NSPCC.

3.    Strategi yang dipakai untuk memaksimalkan Inovasi

NSPCC memiliki strategi yang digunakan untuk memaksimalkan inovasi- inovasi yang diciptakan.

  innovation 

Gambar 3.1: Strategi Inovasi

Dimulai dari sistem operasional yang ada di NSPCC yang dilakukan setiap hari nya dan menemukan beberapa hambatan, lalu NSPCC mencari inovasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah atau hambatan yang timbul dan mengganggu sistem operasional. Dengan inovasi-inovasi ini, maka terjadi proses improvement pada sistem.

Dari gambar strategi diatas, NSPCC melakukan klasifikasi dan penjabaran setiap tahapan-tahapan implementasi inovasi menjadi sebagai berikut :

Operations :

1.   Membantu merancang program kerja untuk menjalankan strategi inovasi

2.   Pelatihan untuk semua staf penggalangan dana dalam inovasi dan kreativitas keterampilan

Improvement :

  1. Membantu mengembangkan manajemen pengetahuan / intranet inovasi
  2. Menyarankan model yang berbeda untuk pengembangan inovasi internal
  3. Mengembangkan sistem untuk menilai dampak dari inovasi

4.  Cara mengembangkan dimensi dan program inovasi

Membuat suatu sistem kolaborasi yang dapat digunakan oleh seluruh staff sehingga mereka dapat memberikan informasi-informasi mengenai NSPCC dan berbagi pengalaman mengenai program-program yang diadakan dan masalah-masalah yang sedang dihadapi. Cara lain yang dilakukan adalah NSPCC membuat suatu acara (event) menarik dan unik dalam melakukan penggalangan dana untuk anak-anak terlantar serta merencanakan untuk membuat suatu sistem digital pusat untuk semua jenis kegiatan operasional yang dilakukan NSPCC.

5.  Current conditon pada saat ini (model yang digunakan)

Tidak adanya sistem kolaborasi yang terpusat, sehingga mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di daerah lain.

Program-program NSPCC :

1.     Membantu anak-anak melalui ChildLine

ChildLine adalah sebuah “online counselling service”, menyediakan line khusus untuk anak-anak dan kaum muda. Relawan terlatih akan memberikan nasihat dan dukungan, melalui telepon dan online, 24 jam sehari. Anak-anak juga dapat menerima saran yang ditampilkan dalam bentuk text.

2.     Layanan untuk anak-anak dan keluarga

Salah satu project NSPCC untuk area lokal, menawarkan berbagai layanan untuk anak-anak yang mengalami kekerasan atau pelecehan.

3.     Layanan saran untuk orang dewasa dan profesional

Program ini meliputi helplines NSPCC, pertanyaan umum dan saran khusus serta informasi untuk orang dewasa dan profesional dalam rangka membantu mereka melindungi anak-anak.

4.     Program Research and Development NSPCC

        Penelitian kami melihat pada seputar isu penyalahgunaan, pelecehan dan kekerasan, dalam rangka mengembangkan layanan, kampanye dan cara-cara baru untuk mengakhiri kekejaman pada anak.

5.     Jasa Konsultasi

        Kami bekerja dengan organisasi dan jaringan profesional untuk membantu mereka melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk melindungi anak-anak. Bila perlu kita akan menggunakan status orang untuk campur tangan ketika seorang anak dalam masalah.

6.     Kampanye

NSPCC bekerja di tingkat nasional, regional dan lokal, dengan cara mempengaruhi, memobilisasi, dan mendidik sehingga perlindungan anak berada digaris depan pikiran rakyak.

6.  Tantangan yang dihadapi, faktor-faktor penghambat dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut?

Tantangan yang dihadapi NSPCC dan faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan Inovasi KM adalah susahnya karyawan menuliskan ide-ide mengenai program yang diadakan oleh NSPCC, sehingga informasi-informasi terbaru tidak dapat diketahui secara real time. Hal ini juga akibat tidak semua orang pandai menulis dan membuat kata-kata yang baik untuk memaparkan informasi-informasi penting yang valid dan up-to-date.

Upaya yang dilakukan NSPCC :

  1. Membuat suatu sistem kolaborasi seperti social networking dan forum-forum untuk berbagi informasi yang hanya dapat diakses oleh karyawan mereka.

 7. Lesson learn yang didapat dan best practice yang telah dicapai

Lesson learn dan best practice yang didapatkan dari penerapan inovasi di NSPCC adalah sebagai berikut :

1.    Kita dapat menciptakan suatu sistem kolaborasi internal seperti facebook yang dapat digunakan oleh semua karyawan perusahaan.

2.    Knowledge Sharing antar karyawan perusahaan atau member dari sistem kolaborasi ini seperti berbagi solusi terbaik penanganan kasus-kasus umum atau khusus, jasa konsultasi, dll.

8. Target pencapaian masa depan

Target pencapaian masa depan yang disusun NSPCC adalah :

  1. Setiap karyawan diharapkan dapat mengoptimalkan sistem kolaborasi yang ada sehingga informasi-informasi terbaru yang ada di daerah lain dapat diketahui dengan cepat dan akurat.
  2. Membangun komunitas peduli anak (children care community) dengan program pelatihan gratis
  3. Penggalangan dana dengan sistem online

 9. Usulan berdasarkan dari konsep inovasi yang dibahas

Usulan yang dapat diberikan dalam konsep inovasi diatas adalah memberikan training  kepada karyawan-karyawan yang mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem kolaborasi tersebut, dan menanamkan mindset mengenai perlunya berbagi ide dengan menggunakan sistem kolaborasi tersebut.

 10.Hal lain yang penting untuk dikemukakan

“NSPCC sees itself as innovative – but that means we have to constantly re-invent our cause and our work to make sure we meet the needs and interests of children. =mc has been a great companion and challenger in ensuring we stay on the innovation edge.” Tim Hunter, Deputy Director of Fundraising, NSPCC

References

  1. O’Sullivan, David, (2002). “Framework for Managing Development in the Networked Organisations”. Journal of Computers in Industry. Elsevier Science Publishers B. Vol. 47, pp 77–88
  2. http://www.nspcc.org.uk for more information about the NSPCC
  3. www.managementcentre.co.uk  for nspcc innovation study case
Posted in Group Project, Knowledge Management | Leave a comment

Inovasi Broadband

Jakarta – Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat pesat. Penerapannya sudah merasuk ke berbagai kehidupan, baik kehidupan pemerintahan (e-Government), pendidikan (e-education), komersial (e-commerce), bahkan sampai ke dalam kehidupan rumah tangga.

Walau masih belum optimal seperti yang diharapkan, namun keberadaannya telah membuat banyak perubahan. Tanpa disadari perubahan tersebut telah memberikan hasil produktivitas yang baik tetapi juga membuat masyarakat resah dengan informasi yang kontra produktif.

Inovasi pada hakikatnya adalah suatu karya yang memberikan suatu kebaruan dalam bentuk produk, jasa atau sistem yang memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat.

Penghasil TIK yang terdiri dari peneliti, akademisi dan industri tentu berharap karyanya bisa mempunyai arti dalam kehidupan dan memenuhi kebutuhan manusia.

Kebutuhan (market driven) informasi di antaranya adalah: pertama, pengiriman informasi yang lebih cepat sampai ke tujuan (faster). Kedua, kapasitas penyimpanan informasi bisa berlipat ganda (larger) dengan piranti yang kecil (smaller). Ketiga, informasi bisa dikirim dan diakses di mana saja dan kapan saja (ubiquitous/mobile). Keempat, informasi yang dikirim menghasilkan pengetahuan yang cerdas (smarter).

Hasil penelitian yang dihasilkan oleh berbagai peneliti baik yang dipublikasikan dalam karya ilmiah maupun tidak, telah dikembangkan menjadi produk oleh industri, seperti karya jaringan, terminal, maupun akses pita lebar (broadband innovation).

Inovasi produk tersebut di antaranya adalah jaringan tulang punggung serat optik, jaringan akses 3G maupun 4G seperti Wimax dan LTE. Sementara itu di teknologi terminal, telah lahir teknologi konvergensi, seperti iPhone, BlackBerry, Nokia, iPad dan lainnya yang bisa melakukan komputasi, telekomunikasi maupun menonton TV dalam satu terminal.

Para peneliti maupun industriawan baik manufaktur maupun operator tentu terus bergerak sesuai dengan kepentingannya. Persaingan menjadi timbul pada saat menerapkan teknologi tersebut kepada masyarakat luas. Berebut pengaruh, termasuk kue bisnis yang ingin dikuasai.

Selain komunitas peneliti, pengembang dan industri, ada satu komunitas lagi yaitu komunitas pengguna. Komunitas pengguna bisa dibagi dalam berbagai segmen, seperti perusahaan, pemerintahan, orang tua, remaja dan anak-anak.

Masing-masing segmen bisa sangat berbeda kebutuhannya, termasuk pengaruh yang disebabkan karena informasi, baik yang bersifat pendidikan maupun informasi yang memuat pornografi, penghinaan dan kekerasan.

Banyak contoh kasus akhir-akhir ini baik yang sifatnya positif maupun negatif, mulai transaksi perdagangan yang semakin mudah dan murah sampai kasus video mirip Ariel, Cut Tari.

Khusus kasus yang sifatnya negatif begitu cepat informasi itu merambat, yang memang karena sifatnya inovasi broadband meluas dan cepat. Kasus negatif ini bisa menjalar ke lebih 100 juta penduduk hanya dalam waktu kurang dari satu minggu. Inilah yang dikawatirkan oleh sebagian besar masyarakat, karena dianggap mempengaruhi tata hidup atau yang lebih dikenal peradaban manusia ke depan.

Inovasi Broadband

Berbicara tata hidup atau tata kelola, maka ada dua komponen penting yang bisa mempunyai peran, yaitu pemerintah (structural) dan masyarakat itu sendiri (cultural). Pemerintah yang mempunyai mandat dari rakyat bisa mengatur (govern) melalui undang-undang dapat melakukan pengaturan sesuai dengan kewenangannya.

Sementara masyarakat bisa melakukan inisiasi pengorganisasian diri (self organize) untuk membangun komunitas yang lebih baik. Inilah suatu tantangan keseimbangan yang penting dari peran pemerintah dan masyarakat dalam membangun peradaban bangsa yang lebih baik.

Inovasi TIK bisa menghasilkan nilai kemajuan positif baik ditinjau dalam ekonomi maupun sosial jika pengaturannya tepat sasaran. Kapan pemerintah melakukan inisiatif, kapan masyarakat melakukan pengontrolan, atau malah fungsi pemerintah memberikan insentif terhadap komunitas/masyarakat.

Contoh sederhana adalah dalam hal mengatur inovasi broadband konten, sejauh mana peran pemereintah, operator, ISP dan masyarakat itu sendiri, sehingga terjadi pembangunan sosial yang lebih baik.

Selanjutnya inovasi penggelaran jaringan broadband apakah Wimax 16 e, LTE, atau saling melengkapi, bagaimana kandungan lokal yang perlu diatur, bagaimana insentif pengembangan industri. Juga bagaimana mengatur frekuensi termasuk biaya penggunaannya agar biaya murah dan ekonomi masyarakat tumbuh.

Nilai ekonomi secara langsung yang bisa dihasilkan oleh inovasi broadband TIK dalam 10 tahun ke depan diperkirakan lebih dari Rp 500 triliun. Belum lagi efek produktivitas dan efektivitas nasional yang bisa dibangun yang juga merupakan esensi dari penerapan TIK.

Kalau dulu ada pendapat pembangunan satu satuan sambungan telepon per seratus penduduk bisa meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional dua hingga tiga persen. Ada berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pembangunan pita lebar sebagai basis pengetahuan akan meningkatkan produktivitas lebih dari dua digit, seperti di Korea dan China.

Pendek kata, dalam memanfaatkan Inovasi Broadband, pengaturan baik dari sisi pemerintah dan komunitas perlu diperhatikan dengan baik. Hanya saja kadang dan sering terjadi adalah kepentingan komunitas terlalu banyak, maka ‘leadership’ pemerintahan menjadi lebih diperlukan.

Demikianlah, suatu generasi baru yang kita sebut sebagai C Generation, yaitu generasi yang akan saling connected, melalui media convergen akan bisa melakukan kolaborasi untuk mengahasilkan creative content telah datang. Pengembangan contextual perlu dilakukan secara arif oleh segenap elemen masyarakat, pemerintah dan industri.

*) Penulis, Suhono Harso Supangkat adalah Guru Besar Teknologi Informasi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB.

Posted in Knowledge Management, Popular Topic | Leave a comment

SHOULD INNOVATION MANAGED BY TOP DOWN/BOTTOM UP/MIDDLE-UP DOWN MECHANISM?

Beberapa catatan pada The Indonesian tentang “Kepemimpinan Seri 2010” dan “Inovasi Bisnis Forum 2010”

Selama dua hari terakhir, saya telah menghadiri dua pertemuan yang menarik tentang topik-topik yang terkait dengan inovasi.

–>Pertemuan pertama (21 April, 2010), adalah “Kepemimpinan Seri 2010” yang diselenggarakan oleh QB Leadership Center, Indonesia.

Pembicara pertama adalah Martha Tilaaar, Pendiri dan Ketua kelompok Martha Tilaar, menekankan pengalamannya pada pengetahuan asli obat tradisional Indonesia berubah menjadi modern dan inovasi produk. Pembicara kedua adalah Betty Alisjahbana, mantan CEO IBM Indonesia, saat ini CEO dan Ketua QB International, mempresentasikan pengalaman-pengalamannya pada Inovasi dan Kepemimpinan serta melakukan bercerita pada isu “Inovasi di Google – IBM pendekatan inovasi – Menciptakan iklim Inovasi ”


–>Pertemuan kedua (22 April Januari 2010) adalah “Business Innovation Center (BIC) Forum 2010” diketuai oleh Kristanto Santosa, Ketua BIC Indonesia.

 Pertemuan ini dihadiri oleh empat unsur Akademisi, Pengusaha, Pemerintah Indonesia dan Masyarakat masing-masing. Topik sebelah “2010 Innovation Award Indonesia” adalah rencana untuk membangun BIC Dewan Pengurus dalam hal bagaimana inovasi bisa dikelola


–>Apa yang begitu menarik dengan pandangan saya di sini sebagai mungkin juga dengan lainnya kebanyakan dari kita, adalah Inovasi yang di Manajemen Pengetahuan (KM) adalah sebuah entitas dalam Belajar (proses) dan domain


Pertumbuhan bisa dikelola dengan pendekatan struktural atau mekanisme top down atau membiarkannya memupuk oleh orang-orang diri mereka sebagai pendekatan bottom up. Atau kita harus menggunakan mekanisme hibrida karena beberapa orang yang disebut “menengah atas ke bawah mekanisme”? Jika begitu, bagaimana kita mengembangkan lebih lanjut fungsi dan struktur organisasi?

Disadur dari :  http://mobeeknowledge.ning.com

 

Menurut Analisa saya :

Inovasi bisa di lakukan dengan mekanisme top down (dari atasan ke bawahan) , bottom up (bawahan yang memberikan ide pada atasan), atau middle-up-down (dimana atasan atau bawahan memiliki hak sama untuk berinovasi)….

Akan tetapi menurut saya, suatu gerakan inovasi berpengaruh dari culture suatu organisasi.  Culture yang membentuk para staff atau organisasi menjadi lebih kreatif dan berinovasi… Culture yang kaku dan terlalu banyak aturan akan mengekang kebebasan karyawan untuk berinovasi dan berkreasi…Culture suatu organisasi dibentuk oleh pemimpin suatu perusahaan. Karena itu terlihat seakan-akan innovation diatur menggunakan top down mekanisme…

Posted in Case Study Knowledge Management, Knowledge Management | Leave a comment