Metode Memahami perilaku konsumen

Selalu menjadi tantangan bagi setiap time research and development produk untu menemukan produk baru yang bisa sukses dipasaran. Bagaimana pebisnis dalam memahami perilaku konsumennya?

Selama ini, ada berbagai metode yang digunakan untuk memahami perilaku konsumen.

Pertama, survey.

Metode ini berbasis kuantitatif yang utamanya mengandalkan kuesioner didampingi pewawancara sebagai sarana untuk memperoleh informasi perilaku konsumen, termasuk pendapat mereka terhadap calon produk baru yang akan dipasarkan. Asumsi utamanya adalah apa yang dikatakan atau diisi oleh konsumen dalam kuesioner tersebut sesuai apa yang sehari-hari dikerjakannya. Dengan demikian diharapkan ada konsistensi yang kuat antara perkataan dan perbuatan. Misal, sebuah kuesioner disebar ke sejumlah konsumen. Dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan mengenai kecenderungan responden akan membeli produk tersebut. Apabila sejumlah besar responden menyatakan akan segera membeli produk tersebut maka dengan asumsi utama yaitu konsistensi, bisa disimpulkan apa yang dikatakan melalui kuesioner tersebut benar akan segera membeli produknya.

Kedua, metode diskusi kelompok (Focus Group Discussion)

Metode ini berbasis kualitatif, mengandalkan moderator untuk memperoleh informasi perilaku konsumen. Asumsi utamanya adalah interaksi di antara konsumen dalam kelompok tersebut terhadap calon produk baru yang akan dipasarkan, menggambarkan interaksi sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan memahami interaksi antar konsumen, pemasaarn produk baru tersebut akan menyesuaikan interaksi.

Kedua metode tersebut sering dilakukan saat proses research and development, akan tetapi masih saja sering terjadi kegagalan produk baru.

Disadur dari : “inovasi produk” oleh Eka Ardianto

Analisa

Terjadinya kegagalan pada proses research and development untuk menghasilkan produk baru, mungkin bukan karena kesalahan dari metode yang telah digunakan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu inovasi gagal dijelaskan oleh  (O’Sullivan, 2002) :

  1. Lemahnya Leadership
  2. Lemahnya Organization
  3. Lemahnya Communication
  4. Lemahnya Empowerment
  5. Lemahnya Knowledge Management

Bisa juga kegagalan dalam proses inovasi disebabkan oleh 5 type kesalahan, yaitu :

  1. Poor goal definition
  2. Poor alignment of actions to goals
  3. Poor participation in teams
  4. Poor monitoring of results
  5. Poor communication and access to information

About cheria

just ordinary people
This entry was posted in Knowledge Management, Personal Knowledge Sharing. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *